KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, sebanyak 84 petugas yang bertugas dalam Pemilu 2024 telah meninggal dunia. Data tersebut diambil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) selama periode 14 hingga 18 Februari 2024.
"Dari KPU, sebanyak 71 orang dilaporkan meninggal pada tanggal 14-18 Februari, sedangkan dari Bawaslu ada tambahan 13 orang dalam periode waktu yang hampir sama. Jadi, total keseluruhan petugas yang meninggal mencapai 84 orang," ujar Budi dalam keterangan tertulis pada Selasa (20/2).
Meskipun terjadi penurunan angka kematian jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, Budi menyatakan bahwa setiap nyawa manusia sangatlah berharga dan pemerintah terus mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang pada penyelenggaraan pemilu mendatang.
"Meskipun angka kematian tahun ini menunjukkan penurunan sebesar 74 persen dibandingkan pemilu sebelumnya, namun satu nyawa yang hilang tetaplah berarti. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya dalam menjaga keselamatan petugas pemilu," jelasnya.
Budi juga melaporkan bahwa sekitar 6,8 juta petugas Pemilu 2024 telah menjalani skrining kesehatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,4 juta petugas dinyatakan sehat, sementara sekitar 400 ribu petugas lainnya memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan.
"Dari hasil skrining, risiko tertinggi yang dihadapi petugas adalah hipertensi dan masalah jantung. Namun, upaya skrining kesehatan telah terbukti berhasil menekan angka kematian petugas pemilu," tambahnya.
Keamanan dan kesehatan para petugas pemilu merupakan hal yang sangat penting untuk diprioritaskan. Upaya-upaya seperti skrining kesehatan perlu terus ditingkatkan untuk memastikan kesejahteraan mereka saat menjalankan tugas-tugas penting tersebut. Selain itu, evaluasi dan perbaikan atas kejadian yang terjadi juga perlu dilakukan untuk mencegah hal serupa terulang di masa depan. -red
Comments