top of page

Apa Sih Alasan Orang Miskin Lebih Pilih Rokok Daripada Beras?

Gak Merokok, Gak Gaul?

Palangkaraya, Kalteng Network - Konsumsi rokok masyarakat Indonesia tergolong tinggi. Bahkan, muncul Stigma dalam masyarakat bahwa kurang keren dan gaul jika tidak merokok. Ada juga beberapa masyarakat yang lebih memilih sebungkus rokoko daripada makanan. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia pernah mengatakan bahwa konsumsi rokok oleh orang menengah kebawah lumayan tinggi pada Kamis, (3/11/2022) silam.


Tingkat konsumsi rokok berda di posisi kedua tertinggi setelah beras. Bahkan banyak orang yang bekerja mencari uang untuk kehidupan sehari-hari hanya untuk membeli rokok, alih-alih membeli barang-barang pokok. Lantas mengapa seperti itu?


Permasalahan konsumsi rokok yang tinggi ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun di negara lain juga. Salah satunya, negara adidaya, Amerika Serikat.


Perusahaan konsultan Gallup Poll melakukan survey terhadap 75 ribu perokok AS pada tahun 2008. Hasil dari survey tersebut menujukan bahwa orang yang berpenghasilan dibawah US$ 24.000 dalam setahun lebih banyak menghisap rokok dibandingkan orang yang berpenghasilan diatas US$ 90.000 setahun.


Menurut Keith Humphreys, Profesor Stanford University, salah satu faktor penyebabnya adalah lingkungan. "Orang-orang kaya yang gemar merokok berpeluang lebih besar mendapat dukungan untuk berhenti menghisap rokok. Pertemanan yang sehat adalah kuncinya. Sedangkan untuk masyarakat kelas bawah, mereka cenderung sulit menemukan lingkungan yang mendukung mereka untuk berhenti merokok". Akibatnya, mereka terus merokok dan menjadi kebiasaan yang menghasilkan candu.


Keith juga mengatakan bahwa masalah ini terkait dengan depresi. Merokok dapat membuat tubuh manusia merasakan dopamin hingga akhirnya bisa merasakan kebahagiaan dengan menghisap beberapa batang rokok. Hal ini membuat masyarakat kelas bawah menghisap rokok secara terus menerus untuk mendapatkan kebahagiaan berlebih.


Apa pendapat mu tentang fenomena ini?

Comments


bottom of page