KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil menyalurkan kredit kepada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp1.095,64 triliun, atau setara 81,69% dari total penyaluran kredit. Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. BRI juga mendorong penciptaan lapangan kerja khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
Penyaluran kredit BRI kepada segmen UMKM sebesar Rp1.095,64 triliun terdiri dari segmen mikro sebesar Rp623 triliun, segmen kecil Rp232,3 triliun, segmen konsumer Rp198,8 triliun, dan segmen menengah sebesar Rp41,5 triliun. Sunarso menjelaskan bahwa pemberdayaan UMKM sangat penting, mengingat UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia.
UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Pada tahun 2023, jumlah pelaku usaha UMKM sekitar 66 juta dengan kontribusi mencapai 61% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, setara Rp9.580 triliun. UMKM juga menyerap sekitar 117 juta pekerja (97%) dari total tenaga kerja.
Secara konsolidasian, BRI mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir Triwulan II 2024. Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI berhasil mencetak laba sebesar Rp29,90 triliun.
Sunarso mengungkapkan bahwa kinerja positif BRI Group tidak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit. Hingga akhir Triwulan II 2024, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,20% year on year (yoy). Pertumbuhan kredit ini membuat aset BRI meningkat sebesar 9,54% yoy menjadi Rp1.977,37 triliun pada akhir Juni 2024.
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent, sehingga BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Rasio Loan at Risk (LAR) membaik dari 14,94% pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00% pada akhir Triwulan II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di kisaran 3,05% dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60%, tutup Sunarso. -red
Comentarios