top of page

De-Influencing: Tren Anti-Pengaruh di Media Sosial

Apa itu deinfluencing? Gerakan Baru Apa Lagi Nih?
Sumber Gambar: https://socialbook.io/blog/what-is-social-media-de-influencing-and-how-brands-should-respond/

PALANGKARAYA, KALTENG NETWORK,- Pembaca cerdas, tidak jarang kita merasakan gejolak keinginan untuk membeli sesuatu setelah melihat seorang influencer merekomendasikan suatu brand baik itu barang maupun jasa. Baru-baru ini, netizen media sosial sedang ramai membicarakan fenomena de-influencing atau gerakan anti-pengaruh.


Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh yang dimiliki oleh influencer atau orang yang memiliki pengaruh di media social sehingga terhindar dari perilaku impulsif. Tanpa kita sadari pengaruh media sosial sangat besar dalam kehidupan saat ini sehingga tercipta perilaku impulsif. Perilaku ini merujuk pada suatu kecenderungan seseorang melakukan tindakan secara tiba-tiba tanpa rencana sesuai dengan keinginan hati.


Gerakan de-influencing dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih influencer yang diikuti dan mengajarkan mereka untuk tidak mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat di media sosial. Selain itu, gerakan ini juga dapat dilakukan dengan mempromosikan perilaku yang positif dan membantu masyarakat untuk mengambil keputusan yang baik untuk diri mereka sendiri.


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang dimiliki oleh influencer adalah sebagai berikut:


1. Mencari Informasi Yang Benar

Sebelum memutuskan untuk mengikuti influencer, pastikan terlebih dahulu bahwa informasi yang diberikan benar dan dapat dipercaya.


2. Mencari Influencer Yang Positif

Pilihlah influencer yang memberikan pengaruh positif, seperti yang mengajarkan tentang kesehatan, kecantikan alami, atau mempromosikan produk yang aman dan sehat.


3. Membatasi Waktu Online

Batasi waktu yang dihabiskan untuk melihat media sosial dan mengikuti influencer. Sebaiknya, waktu yang lebih banyak digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan positif.


4. Berbicara Dengan Orang Lain

Diskusikan tentang pengaruh yang dimiliki oleh influencer dengan orang lain. Dengan berbicara dengan orang lain, kita dapat mengurangi pengaruh yang dimiliki oleh influencer yang kurang baik.


5. Menjadi Role Model

Jadilah role model yang baik bagi orang lain. Menjadi role model yang baik dapat membantu orang lain untuk mengambil keputusan yang baik dan mempromosikan perilaku yang positif.

Dalam melakukan gerakan de-influencing, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih dan memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan informasi yang benar dan objektif kepada orang lain, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri.


Dengan melakukan gerakan de-influencing, pembaca cerdas dapat mempromosikan perilaku yang positif dan membantu orang sekitar juga diri sendiri untuk mengambil keputusan yang baik bagi kesehatan dan kebahagiaan serta terhindar dari perilaku impulsif dengan selalu memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan.

Comments


bottom of page