top of page

Dislutkan dan Yayasan Borneo Institute Kembangkan Kawasan Konservasi Perikanan Darat di Kalteng


Palangka Raya, Kalteng Network - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Prov. Kalteng Darliansjah didampingi Kepala Bidang Perikanan Tangkap Arief Rakhman Fauzi dan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Berlianti menerima kedatangan Tim dari Yayasan Borneo Institute (BIT) yang menyampaikan Proyek IFish di Kantor Dislutkan Prov. Kalteng, Selasa (9/5/2023).


Proyek ini merupakan kerja sama program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia yang dibiayai oleh Global Environment Facility (GEF) dalam bidang pengelolaan dan konservasi Perairan darat di Indonesia. Direktur BIT Yanedi Jagau menyampaikan bahwa Prov. Kalteng terpilih menjadi salah satu lokasi kegiatan Proyek IFish, khususnya di Kabupaten Kapuas dan Barito Selatan, dimana di beberapa desa pada kabupaten-kabupaten tersebut akan dilakukan pembentukan kawasan konservasi perairan darat yang dilaksanakan oleh Yayasan BIT.


"Dengan adanya proyek ini, maka pada lokasi-lokasi tersebut akan dilaksanakan demonstrasi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan pedalaman yang dikembangkan bersama masyarakat setempat," ungkap Yanedi Jagau.


Menanggapi kunjungan Tim BIT, Kepala Dislutkan Darliansjah menyampaikan apresiasinya dan menyambut baik setiap inisiatif untuk melestarikan dan mengembangkan kegiatan perikanan di Kalimantan Tengah.

“Kami menyambut baik proyek IFish yang diadakan di Kalimantan Tengah dan kami harapkan data-data yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan proyek ini dapat digunakan untuk menentukan arah dan kebijakan yang perlu diambil terhadap kawasan proyek,” ujar Darliansjah.


Pada proyek ini juga diharapkan akan diperoleh data-data yang akurat tentang kondisi perikanan di beberapa lokasi di Kabupaten Barito Selatan dan Kapuas. Menurut Darliansjah, saat ini, data-data yang ada belum memadai sehingga sulit untuk menentukan program-program perikanan apa saja yang cocok untuk dilaksanakan di kawasan tersebut.


Lebih lanjut, Darliansjah memberikan contoh jika pada wilayah-wilayah yang akan diteliti terdeteksi terjadi penurunan populasi ikan lokal yang bernilai ekonomis tinggi, maka langkah lebih lanjut yang perlu diambil adalah melakukan restocking jenis ikan tersebut dengan terlebih dahulu memperhatikan faktor-faktor apa yang menyebabkan penurunan populasinya.


“Dalam mencadangkan sebuah kawasan konservasi, kita harus melihat banyak faktor, terutama kondisi perekonomian masyarakat sekitar kawasan tersebut. Menurunnya populasi ikan biasanya terjadi karena adanya eksploitasi yang berlebihan, sehingga untuk memulihkan kembali populasi ikan, maka masyarakat perlu diberikan solusi alternatif mata pencaharian tambahan lainnya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa faktor kemiskinan merupakan penggerak utama terjadinya kerusakan lingkungan,” terang Darliansjah.


Untuk mensosialisasikan proyek IFish ini, kedua pihak bersepakat untuk melaksanakan kick off meeting pada hari Jumat, 12 Mei 2023 mendatang dengan mengundang berbagai pemangku kepentingan yang diharapkan dapat memberikan tanggapan terhadap rencana pencadangan kawasan konservasi perairan darat ini. -red

Comments


bottom of page