29 minutes ago1 min read

KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA – Generasi Z, juga dikenal sebagai Gen-Z di Amerika Serikat, belakangan ini secara luas beralih dari smartphone ke ponsel fitur. Bagi yang belum familiar, feature phone adalah ponsel dengan fitur dan fungsi yang jauh lebih sederhana daripada smartphone.
Feature telepon biasanya digunakan untuk panggilan telepon dan teks, bukan untuk bermain game, media sosial, atau browsing. Faktor kesederhaan feature phone membuat banyak anak muda kembali menggunakannya.
Gen-Z mengungkapkan bahwa feature phone dapat membantu menjaga kesehatan mental dan membatasi waktu penggunaan layar (time limit on screen), menurut penelitian Paw.
Sarah Diedrick, seorang pengguna feature phone, menyatakan, "Ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah saya lakukan untuk kesehatan mental saya karena saya dapat mengurangi stimulasi (pada smartphone)."
Diedrick kemudian menyatakan, "Saya dapat menciptakan lebih banyak ruang, mengenal emosi dalam diri saya, dan memikirkan dampak jika saya tidak terlibat dalam penggunaan smartphone."
Sejalan dengan Diedrick, Jose Briones, salah satu pengaruh feature phone di forum Reddit, menyatakan bahwa dia ingin mengubah gaya hidupnya dengan menghindari smartphone.
Ia akan menjalani kehidupan dengan lebih tenang karena tidak perlu bersaing dengan kecepatan tinggi seperti di internet. Saya percaya bahwa populasi Gen Z telah lelah melihat layar.
Briones menyatakan bahwa mereka berusaha untuk mengambil langkah mundur karena mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental mereka. Dalam laporan yang sama, sejumlah pakar mengakui bahwa penggunaan smartphone memiliki efek yang signifikan terhadap kesehatan mental seseorang, khususnya bagi remaja.
Selain itu, banyak anak-anak dan remaja di Amerika Serikat memiliki akses ke smartphone pada usia yang sangat muda, yaitu 11 tahun.
Ada banyak pakar dan pihak pemerintah setempat yang sering mengkhawatirkan hal ini. Maya Rupert, Wakil Ketua Institut untuk Kecanduan Internet dan Teknologi, mengatakan, "Orang-orang di media sosial memposting tentang hal-hal baik dalam hidup mereka, yang membuat sebagian orang menganggap hidup mereka tidak sebaik itu."
Rupert menambahkan, "Itu akan berubah menjadi efek negatif yang berdampak pada kepercayaan diri dan kesejahteraan hidup."
Data yang dipaparkan CNBC menunjukkan bahwa remaja menggunakan smartphone lebih banyak. Namun, beberapa remaja mengatakan mereka kecanduan bermain ponsel, yang dianggap memiliki efek negatif pada kesehatan mental anak.
Pakar mengatakan bahwa orang tua harus mulai mengajar anak-anak mereka dan membatasi penggunaan smartphone mereka. Ini tidak berarti meninggalkan smartphone sepenuhnya, tetapi mengajak anak-anak untuk berhenti menontonnya untuk waktu yang singkat. -red
Comentários