Sumber Gambar : https://www.worldatlas.com/climate/the-11-worst-heat-waves-in-history.html
Kalteng Network - Dalam sepekan terakhir kata heatwave menjadi perbincangan hangat warga Asia. Hal ini mengacu pada gelombang panas yang melanda di beberapa negara. Gelombang panas terjadi ketika suhu udara mencapai level yang sangat tinggi, melebihi rata-rata suhu udara yang biasa terjadi di suatu wilayah.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi secara berkepanjangan selama 5 (lima) hari atau lebih secara berturut-turut. Suhu maksimum harian pada saat gelombang panas terjadi biasanya lebih tinggi hingga 5°C atau lebih dari suhu maksimum rata-rata harian.
Mengutip dari laman Instagram BMKG, Minggu (23/4/2023), suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia dalam sepekan terakhir. Adapun negara yang paling panas akibat gelombang panas ini adalah Bangladesh dengan suhu 51 derajat Celsius.
"Ternyata beberapa negara di Asia sedang mengalami heatwave atau gelombang panas, hal ini tidak biasa terjadi sehingga menjadi perbincangan hangat dunia terkini," kata BMKG melalui akun Instagram terverifikasinya. Lalu apa yang dimaksud dengan heatwave?
Mengutip dari situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena gelombang panas dapat terjadi akibat adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah. Fenomena tersebut merupakan dampak dari anomali dinamika atmosfer yang menyebabkan aliran udara tidak tidak bergerak dalam skala yang luas.
Gelombang panas juga terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim global. Perubahan iklim global menyebabkan suhu udara semakin tinggi dari tahun ke tahun, yang berdampak pada peningkatan suhu udara dan mengakibatkan gelombang panas.
Fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah tinggi seperti pada wilayah Eropa dan Amerika. Penyebabnya adalah karena ada sistem tekanan tinggi yang berkembang di suatu daerah yang menyebabkan panas meningkat dan awan sulit tumbuh pada daerah tersebut.
Menurut BMKG, Indonesia tidak terkena gelombang panas atau heatwave. Meski demikian, cuaca di wilayah Tanah Air mengalami peningkatan suhu. Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menjelaskan, ada beberapa penyebab suhu panas di Indonesia, antara lain:
Adanya dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Suhu panas bulan April dipengaruhi oleh gerak semu matahari, di mana, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah.
Tren pemanasan global dan perubahan iklim. Dikatakan oleh BMKG, gelombang panas atau heatwave makin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering, oleh karenanya tidak heran kalau nantinya suhu panas bakal sering dirasakan oleh penduduk Indonesia.
Dominasi Monsun Australia juga terjadi, yang menyebabkan Indonesia memasuki musim kemarau.
Intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan juga menjadi penyebab suhu panas di Indonesia.
Itu dia beberapa penyebab suhu panas yang terjadi di Indonesia sepekan terakhir. Agar terhindar dari bahaya suhu panas tersebut, Pembaca Cerdas harus mengindari paparan langsung sinar matahari, perbanyak minum air putih, gunakan pelindung seperti payung atau topi dan gunakan pula tabir surya apabila terpaksa beraktivitas di luar ruangan. -red
Comments