KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA- Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun di Kalimantan Timur, Indonesia, memiliki ambisi besar untuk menjadi kota pintar (smart city) yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi ini, IKN banyak belajar dari pengalaman kota-kota cerdas di seluruh dunia yang telah berhasil menggabungkan teknologi dengan alam.
Mengapa Kota Cerdas?
Konsep kota cerdas menawarkan solusi bagi berbagai tantangan perkotaan seperti kemacetan, polusi, dan kurangnya akses terhadap layanan publik. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, kota cerdas dapat beroperasi lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan warganya.
5 Kota Cerdas yang Menjadi Inspirasi IKN
Beberapa kota cerdas di dunia yang menarik perhatian dan menjadi rujukan bagi IKN antara lain:
Masdar City, Abu Dhabi: Kota ini dikenal sebagai pionir dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi hijau. Masdar City juga memiliki desain urban yang unik dengan fokus pada pedestrian dan transportasi publik.
Songdo, Korea Selatan: Songdo merupakan kota pintar yang dibangun dari nol dengan infrastruktur teknologi informasi yang sangat canggih. Kota ini juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang efisien dan transportasi publik yang terintegrasi.
Amsterdam, Belanda: Meskipun bukan kota yang dibangun dari nol, Amsterdam telah berhasil melakukan transformasi menjadi kota cerdas yang berkelanjutan. Kota ini dikenal dengan sistem sepeda yang sangat baik dan penggunaan energi terbarukan.
Singapore: Singapura adalah contoh lain dari kota cerdas yang sukses. Kota ini memiliki sistem transportasi publik yang efisien, kualitas udara yang baik, dan tingkat keamanan yang tinggi.
Forest City, Malaysia: Proyek ambisius ini menggabungkan konsep kota pintar dengan lingkungan alam yang asri. Forest City dirancang untuk menjadi pusat bisnis dan inovasi yang berkelanjutan.
Apa yang Bisa Ditiru IKN?
Dari kota-kota cerdas di atas, IKN dapat belajar banyak hal, seperti:
Pemanfaatan energi terbarukan: Membangun pembangkit listrik tenaga surya, angin, atau air untuk memenuhi kebutuhan energi.
Transportasi publik yang terintegrasi: Mengembangkan sistem transportasi massal yang efisien dan nyaman, serta mendorong penggunaan sepeda dan kendaraan listrik.
Pengelolaan limbah yang baik: Mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang memisahkan sampah organik dan anorganik, serta mengolah sampah menjadi energi.
Pemanfaatan teknologi informasi: Menggunakan teknologi untuk memudahkan akses layanan publik, meningkatkan efisiensi pemerintahan, dan memantau kualitas lingkungan.
Desain urban yang berkelanjutan: Membangun lingkungan yang ramah pedestrian, menyediakan ruang terbuka hijau, dan menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan.
Tantangan dan Peluang
Membangun kota cerdas bukanlah hal yang mudah. IKN akan menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan pendanaan. Namun, di sisi lain, IKN juga memiliki peluang besar untuk menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan dunia.
Dengan belajar dari pengalaman kota-kota cerdas di dunia, IKN memiliki potensi untuk menjadi kota yang berkelanjutan, inovatif, dan layak huni. Semoga IKN dapat mewujudkan visinya sebagai kota masa depan yang menginspirasi. -red
Comments