top of page
kaltengnetwork.com

Ingin Gaet Suara Gen Z di Pemilu 2024? Gaya Kampanye Klasik Sudah Ketinggalan Zaman


Palangka Raya, Kalteng Network - Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 akan melahirkan eksekutif dan legislatif baru di Indonesia. Artinya, setiap calon harus mengeluarkan tenaga untuk bisa merebut kursi.


Milenial dan Generasi Z akan menjadi pemilih penentu pada pemilu 2024. Suara mereka dapat menentukan siapa yang berkuasa di Indonesia. Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, calon eksekutif dan calon legislatif yang mencalonkan diri di Pemilu 2024 harus bisa menggunakan cara-cara modern jika ingin meraih suara milenial dan Gen Z.


Dilansir dari IDN Times, Ujang mengatakan, “Dalam konsep agama ini, Jika ingin merebut hati suatu kaum, gunakan bahasa kaumnya. Jadi kalau mau berhubungan dengan anak muda dan Gen Z harus pakai bahasa mereka, harus pakai yang identik dengan mereka," Jumat, (17/02/2023). “Seperti pakai baju kayak mereka, naik motor kayak mereka, lalu menggunakan bahasa mereka juga,” lanjutnya.


Generasi muda tak ingin janji politik

Ujang menyatakan bahwa generasi muda tidak menginginkan janji politik dari capres dan cawapres maupun calon legislatif. Generasi ini menginginkan sesuatu yang nyata. "Mereka harus diberi tantangan-tantangan, kalau mereka ingin pekerjaan, ya kasih dong peluangnya bagaimana, kalau mereka ingin beasiswa, ya berikan dong, difasilitasi terkait dengan pengembangan teknologi, ya berikan dong oleh para calon yang akan menduduki kursi kekuasaan, untuk peduli membuktikan kepada milenial dan Gen Z itu," ucap Ujang.


Bila hanya ada janji politik, golput semakin nyata

Selain itu, Ujang mengatakan bahwa ketika calon presiden dan wakil presiden hanya membuat janji politik, bersiaplah untuk generasi milenial dan Gen Z lebih memilih untuk golput. Oleh karena itu, cara klasik dalam berkampanye harus ditinggalkan. “Mulai dari capres dan cawapres memang harus nyata membantu, sehingga kebijakan atau kampanye apapun harus nyata juga. Kita perlu memberi mereka bukti nyata, bukan hanya janji," katanya.

Namun, Ujang juga mengingatkan generasi muda untuk tidak berpantang. “Merupakan tantangan bagi calon eksekutif dan legislatif untuk mengikat hati generasi ini, karena mereka pemilih mayoritas, maka sangat disayangkan jika generasi ini tidak ambil bagian. Karena pemilu memilih pemimpin terbaik,” ujarnya. “Kalau anak muda tidak peduli dan tidak mencoblos, pasti akan merugikan bangsa ini,” kata Ujang lagi.


Jadi bagaimana? Teruntuk Kamu generasi penentu, siapkah kamu memilih?

Comments


bottom of page