top of page

Kalteng Masuk Peringkat Delapan Tingkat Inflasi Nasional Sebesar 3,40%


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, memimpin Rapat Evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terkait data inflasi daerah bulan Januari 2024. Dalam rapat tersebut, Kalteng menempati peringkat kedelapan dalam tingkat inflasi nasional sebesar 3,40%. Hasil rapat ini menjadi acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya guna menurunkan inflasi, yang menjadi target awal sebesar 2,50%.


Menurut data BPS Provinsi Kalteng, inflasi di wilayah ini terjadi di empat kota, yaitu Palangka Raya, Sampit, Kapuas, dan Sukamara. Penyebab utama inflasi bulanan adalah kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi antara lain daging ayam ras, beras, sigaret kretek mesin, ikan gabus, dan ikan patin. Sementara itu, ada beberapa komoditas yang memberikan kontribusi deflasi, seperti minyak goreng, bawang merah, ikan papuyu, telur ayam ras, dan baju muslim wanita.


Deputi Kalan BI Provinsi Kalteng, Ardian Pangestu, menambahkan bahwa inflasi di Kalteng pada bulan Januari 2024 tercatat sebesar 0,20%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi bulanan, terutama karena kenaikan harga daging ayam ras. Ardian juga mengingatkan bahwa bawang merah, bawang putih, dan gula perlu menjadi perhatian karena diperkirakan akan meningkatkan tekanan inflasi pada bulan Februari 2024.


Tantangan inflasi Kalteng tahun 2024 termasuk perubahan cuaca ekstrem yang dapat mengganggu produktivitas pertanian. Stabilisasi harga beras diharapkan dapat membantu mengendalikan inflasi lebih lanjut, dengan upaya hilirisasi beras di tahun 2024.


Evaluasi inflasi daerah seperti ini sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab inflasi dan merencanakan langkah-langkah pengendalian yang efektif. Upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam menjaga stabilitas harga dan mengurangi tekanan inflasi perlu terus diperkuat, terutama dalam menghadapi tantangan seperti perubahan cuaca ekstrem dan fluktuasi harga komoditas. -red



Sumber : mmc.kalteng

Comments


bottom of page