top of page

Kemenkes Gencarkan Pencegahan Mpox, Lindungi Masyarakat Indonesia


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, kini menjadi ancaman kesehatan baru, terutama bagi anak-anak di Republik Demokratik Kongo, negara dengan jumlah kasus Mpox tertinggi yang menyumbang sekitar 96 persen dari total kasus di Afrika.


Para ahli telah menemukan beberapa cara penularan Mpox, yaitu dari manusia ke manusia, benda-benda di sekitar, kehamilan, manusia ke hewan, dan hewan ke manusia. Menurut laporan otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo dan Republik Kongo, banyak anak tertular Mpox diduga melalui penularan di rumah, di mana kasus dimulai dari orang dewasa yang terinfeksi dan kemudian menularkan penyakit tersebut ke anggota keluarga lainnya, termasuk anak-anak.


Faktor-faktor seperti imunitas yang rendah dan malnutrisi memperburuk penyebaran penyakit ini di kalangan anak-anak.


Meski masyarakat Kongo sering berkumpul untuk beribadah di gereja, kegiatan tersebut tidak dianggap sebagai sumber penularan mpox yang signifikan.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan global. Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Agustus 2024, jumlah kasus Mpox telah mencapai 88 orang, dengan angka ini merupakan akumulasi dari tahun 2023 hingga 2024.


Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menyatakan bahwa pemerintah kini telah menetapkan Mpox sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah. Untuk itu, pengawasan di jalur keluar masuk Indonesia akan diperketat, terutama terhadap orang, alat angkut, barang, dan lingkungan yang berasal dari negara-negara yang terjangkit, seperti Republik Demokratik Kongo dan negara lainnya di Afrika. -red




Foto: Moses Sawasawa

Comments


bottom of page