top of page

Keren! Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Mengubah Limbah Agronomi Sekam Padi Menjadi Biochar


( Foto : Unsoed)


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Kelima mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto telah melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah agronomi, yaitu sekam padi, untuk menghasilkan biochar. Biochar ini kemudian digunakan sebagai adsorben atau bahan pendegradasi limbah antibiotik pasca-COVID-19.


Inovasi ini dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Jurusan Kimia Unsoed, yaitu Agung Budiyono Wongso, Bagus Nugroho, Fira Nadiatul Faizah, Rina Safriani, dan Novalia, dengan bimbingan Prof. Uyi Sulaeman, S.Si., M.Si, Ph.D.


Agung Budiyono Wongso menyatakan bahwa salah satu antibiotik yang banyak digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, pneumonia, dan gejala-gejala COVID-19 adalah ciprofloxacin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciprofloxacin memiliki tingkat keberadaan yang tinggi dalam air limbah pasca-pandemi.


"Moment ini kami manfaatkan untuk menciptakan adsorben dari limbah agronomi, yaitu sekam padi yang diubah menjadi biochar," jelasnya.


Biochar yang dihasilkan kemudian dimodifikasi dengan menggunakan Nanoscale Zero Valent Iron dan Graphene Nanosheet agar dapat mendegradasi obat-obatan. Agung menjelaskan bahwa penggunaan sekam padi sebagai adsorben memiliki potensi besar karena harganya yang terjangkau dan kemampuannya yang sangat baik dalam menangani limbah.


Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis).


Penambahan Biochar sebagai pembenah tanah sangat potensial untuk mendukung pertanian berkelanjutan atau meningkatkan kualitas/produtivitas suatu lahan.


"Peningkatan penggunaan antibiotik tanpa pemrosesan limbah yang tepat dapat memiliki dampak serius pada manusia dan ekosistem," tegasnya.


Agung menambahkan bahwa limbah antibiotik yang mencemari air dapat menimbulkan emerging kontaminan yang berpotensi menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, penggunaan adsorben yang efektif, seperti yang dikembangkan oleh mereka, menjadi penting untuk menghindari pencemaran lingkungan.


Indonesia, sebagai negara agraris dengan produksi padi yang tinggi, memungkinkan penggunaan kulit padi (sekam padi) sebagai bahan penelitian. Mahasiswa ini berharap bahwa biochar yang dihasilkan dari sekam padi dapat berperan sebagai adsorben dan pendegradasi limbah organik maupun anorganik untuk menyaring perairan.


Agung menyampaikan harapannya bahwa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat mengurangi kadar limbah antibiotik dalam perairan, yang dapat berdampak negatif pada manusia dan ekosistem. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi ilmiah baru dalam penanganan limbah antibiotik menggunakan adsorben yang berasal dari limbah agronomi, seperti sekam padi yang diubah menjadi biochar.


"Sebagai mahasiswa, kita harus peka terhadap permasalahan lingkungan dan berinovasi untuk menanggulangi masalah tersebut. Semoga inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk berkontribusi dalam penanganan permasalahan lingkungan," ungkapnya.





Comments


bottom of page