top of page

Ketika dunia bergerak menuju hal-hal yang lebih hebat


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Di suatu Sabtu siang (16/11/2024) yang syahdu. Saya berhikmat secara tekun. Berdiskusi secara serius soal kepenulisan dan berbagai hal yang terkait dengan itu. Saya tidak sendiri. Terdapat lebih dari 200 orang mahasiswa se-Palangka Raya dan sekitarnya turut membersamai acara kami melalui ruang diskusi virtual berbasis platform Zoom.


Nama acaranya: “Intenational Writing Class, from idea to ink”. Adalah kawan-kawan mahasiswa dari Ekonomi Syariah FEBI IAIN Palangka Raya yang meminta saya menjadi pembicara utama dalam acara yang juga diikuti oleh perwakilan mahasiswa Indonesia di China, Korea, dan Thailand. Barulah saya paham kemudian, mengapa panitia melabelkan acara ini dengan embel-embel international.


“Kami mau menjadi hebat seperti mas Pir, nih.. hehe..” ucap Swandy, salah seorang panitia tersebut. Tanpa banyak tanya ini dan itu, saya langsung setuju membersamai mereka. Termasuk soal honor. Terlintas pun tidak di benak saya. Musababnya, saya terkesima dan luluh seketika mendengar semangat dari kaum muda Palangkaraya untuk berubah dan menjadi hebat.


Di saat yang bersamaan pikiran saya menerawang jauh ke negeri Paman Sam. Negeri adidaya Amerika Serikat yang menjadi barometer kehebatan dunia sedang ‘panas-panas’-nya saat itu. Mereka baru saja memilih dan menetapkan presiden dan wakil presiden baru, yaitu Donald Trump dan JD. Vance. Uniknya, slogan yang menghantarkan pasangan pemimpin ini menjadi pemenang adalah: “Make America Great Again (MAGA)”. Kalau diterjemahkan secara bebas kira-kira berbunyi: menjadikan negara Amerika hebat kembali. Tentu saja kata kunci menjadi hebat itu setali tiga uang dengan niatan panitia acara IAIN Palangka Raya tadi.


Fenomena apakah ini? Kata saya dalam hati. Adakah memang dunia sekarang sedang bergerak ke arah yang penuh dengan kehebatan? Ataukah, memang saat-saat ini adalah momen terbaik bagi seluruh elemen bangsa di seluruh dunia untuk berubah menjadi hebat?

Uniknya, Kamis (27/11/2024), warga kota Palangkaraya juga akan memilih pemimpin baru. Dan, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk mendapatkan data tentang siapa saja kandidat para calon walikota Palangka Raya itu. Ada Bapak Dr Rojikinnor, M. Si. dan Ibu Vina Panduwinata, S.Sos., M.A.P. sebagai pasangan calon (paslon) nomor urut 1. Ada pula Bapak Fairid Naparin, S.E yang berpasangan dengan Bapak Ir. H. Achmad Zaini, M.P. sebagai paslon nomor urut 2.


Semua pasangan calon tampak hebat-hebat. Ada gelar akademis yang melekat di depan dan/atau belakang nama mereka. Meski begitu, hanya satu kandidat yang memiliki gelar akademis berbeda. Bapak Doktor Rojikinnor adalah pembeda itu. Gelar Doktor beliau adalah gelar tertinggi dan termashyur di dunia akademis. Yang saya tahu dan pahami, mereka yang menyandang gelar Doktor mampu berpikir tidak hanya secara sistematis dan terstruktur, tetapi juga menguasai daya nalar yang implikatif.


Saya ingat, setahun yang lalu. Saat itu Profesor Terry sebagai pembimbing disertasi doktoral saya bersabda: Selalu pikirkan apa implikasi dari temuan penelitian S3 kita. Begitu kira-kira kalau saya terjemahkan ucapannya ke dalam bahasa Indonesia. Implikasi dan dampak kemudian menjadi dua hal yang sangat erat kaitannya bagi para lulusan doktoral. Tidak mengherankan kemudian, kalau para lulusan doktoral selalu berpikir dan bertindak untuk menghasilkan dampak yang positif bagi perubahan.


Lalu, bagaimanakah nasib warga kota Palangka Raya setelah pemilihan kepala daerah ini? Tentu saja harus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dan, kalau mereka yang muda sudah memiliki kesadaran akan pentingnya perubahan untuk menjadi lebih baik lagi, tampaknya semesta akan merestui kota cantik Palangka Raya bergerak seirama dengan dunia untuk menuju kota yang hebat.



Pir Owners, Ph.D adalah novelis dan pakar komunikasi lulusan Victoria University Melbourne, Australia dapat dihubungi di Instagram @pirowners. -Pir Owners




Comments


bottom of page