top of page

Keunikan Simah Laut: Tradisi Alam Kalteng yang Menarik di Penghujung Tahun



KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Salah satu kebiasaan yang sudah menjadi tradisi di Kalimantan Tengah menjelang akhir tahun adalah Simah Laut. Adakah Anda familiar dengan tradisi ini? Ya, di Kecamatan Teluk Sampit, khususnya di masyarakat Desa Ujung Pangandaran, Simah Laut merupakan bagian integral dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kegiatan ini dianggap memiliki makna sakral sebagai bentuk penghormatan terhadap alam sekitar yang telah memberikan berbagai karunia.


Tidak hanya di Desa Ujung Pangandaran, Simah Laut juga sering dilakukan oleh masyarakat di Kotawaringin Timur. Bagi mereka, kegiatan ini adalah cara untuk berhubungan dengan laut gaib. Upacara ini diharapkan dapat membangkitkan respons positif dari unsur-unsur laut dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat.


Masyarakat meyakini bahwa pelaksanaan Simah Laut akan memberikan manfaat positif bagi kelangsungan hidup mereka. Sebaliknya, jika kegiatan ini diabaikan, dampak negatif dapat menghampiri mereka. Pelaksanaan Simah Laut menjadi agenda tahunan, terutama pada musim barat, yaitu antara bulan Oktober hingga November.


Rangkaian acara Simah Laut melibatkan persiapan yang matang. Para lelaki membangun tenda atau struktur kecil untuk menyimpan sesaji, sementara wanita menyiapkan berbagai jenis sesaji, termasuk makanan tradisional seperti apem, cucur, dan bubur putih. Pada hari berikutnya, upacara dimulai dengan penyembelihan ayam dan hewan kurban, yang kemudian dilarungkan ke laut. Bagian dari kepala hewan menjadi sesaji laut, sedangkan dagingnya dimasak dan dinikmati bersama oleh masyarakat.


Upacara utama Simah Laut dilakukan setelah sholat Dzuhur. Penduduk, membawa sesaji, menuju tepi pantai tempat upacara dilaksanakan. Sesaji diletakkan di lokasi khusus, dan sesuai dengan tata cara adat, para tetua adat memimpin upacara sambil membacakan doa-doa keselamatan.


Setelah upacara inti, sesaji dimasukkan ke rakit dan dilarung ke laut. Selama tiga hari setelah upacara, penduduk menjalani masa pantangan di mana beberapa kegiatan, seperti menangkap ikan, dilarang dilakukan. Konon, pada periode ini, kejadian aneh sering terjadi, seperti munculnya berbagai jenis ikan di laut, dianggap sebagai pertanda datangnya rezeki yang berlimpah.


Secara keseluruhan, Simah Laut adalah tradisi yang mencerminkan rasa syukur kepada alam dan dianggap sebagai cara untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungannya. Bagaimana menurut pendapat kalian?? -red



Comments


bottom of page