top of page

Mangaruhi, Tradisi yang Ajarkan Generasi Muda Mencintai dan Menjaga



Kalteng Network, Palangka Raya - Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), Pemprov. Kalteng menggelar event Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) yang berlangsung selama enam hari sejak tanggal 22-27 Mei 2023. Salah satu lomba yang digelar dalam event FBIM tersebut yakni lomba mangaruhi.


Mangaruhi adalah tradisi budaya suku Dayak yang identik dengan teknik mencari atau menangkap ikan hanya dengan menggunakan tangan kosong di sebuah kolam berlumpur. Lomba mangaruhi pada event FBIM 2023 ini dilaksanakan di Halaman GOR Serbaguna Kota Palangka Raya, Sabtu (27/5/2023).


Lomba mangaruhi ini diikuti oleh regu putra dan putri dari 12 kabupaten/kota se-Kalteng yakni Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Barat, Katingan, Barito Utara, Seruyan, Murung Raya, Kapuas, Barito Selatan, Pulang Pisau, Sukamara, Gunung Mas dan Kota Palangka Raya. Masing-masing regu tersebut beranggotakan dua orang.


Ketua Dewan Juri lomba mangaruhi Suradji mengatakan jenis ikan yang digunakan dalam lomba mangaruhi ini adalah ikan gabus (behau) dan ikan belut. "Penilaian berdasarkan jumlah/banyaknya tangkapan ikan, khusus untuk ikan belut poin yang didapat akan dikali dua," jelasnya.


Selain Suradji, dua juri lain pada lomba mangaruhi tersebut yaitu Hansli dan Hermanto. Ketiga Dewan Juri ini nampak fokus menghitung berapa jumlah ikan yang ditangkap oleh para peserta lomba menggunakan tangan kosong. Ketika dibincangi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Kalteng Adiah Chandra Sari yang ikut menyaksikan lomba mangaruhi mengatakan, lomba ini berbasiskan kearifan lokal yang bisa diambil hikmahnya.

"Dari lomba mangaruhi ini kita bisa ambil pelajaran agar menjaga lingkungan kita. Menangkap ikan ini dilakukan oleh Nenek Moyang kita dengan cara yang ramah, menggunakan tangan dan tidak menggunakan alat-alat yang membahayakan untuk alam. Mudah-mudahan budaya ini bisa dikenal oleh generasi muda sehingga mereka juga bisa menerapkan bagaimana Nenek Moyang kita dahulu begitu mencintai alam dan tidak merusak alam," pungkasnya.


Berdasarkan data yang diperoleh dari para Dewan Juri, yang berhasil mendapatkan juara untuk kategori putra yaitu Kabupaten Pulang Pisau (juara I), Kabupaten Seruyan (juara II), dan Kabupaten Barito Selatan (juara III). Sedangkan untuk kategori putri, yang berhasil mendapatkan juara yaitu Kabupaten Barito Selatan (juara I), Kabupaten Murung Raya (juara II), dan Kabupaten Seruyan (juara III).


Sebagai informasi, mangaruhi adalah sebuah tradisi budaya, yang memang secara turun temurun sering dilakukan di lingkungan masyarakat saat ada kegiatan tradisi budaya atau ritual maupun kegiatan masyarakat dalam beragam kegiatan seni dan budaya. Bagi mereka yang mangaruhi harus mengaduk-aduk (mangaruhi) lumpur kolam tersebut, dengan harapan ikan-ikan yang ada di dasarnya menjadi mabuk akibat terkena keruh atau hempasan lumpur air kolam. Dengan begitu ikan muncul dan mudah untuk ditangkap dengan tangan. -red

Comments


bottom of page