top of page

Mata Uang Asia Melemah Dolar AS Makin Kuat


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Mayoritas mata uang di kawasan Asia mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (25/1/2024), yang dipicu oleh kekuatan indeks dolar AS (DXY) dan data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan. Menurut data dari Refinitiv pada pukul 12.08 WIB, pelemahan mata uang Asia dipimpin oleh depresiasi rupiah Indonesia sebesar 0,51% terhadap dolar AS secara harian, diikuti oleh won Korea Selatan yang melemah sebesar 0,3%. Sebaliknya, rupee India mengalami apresiasi sebesar 0,01%.


Indeks DXY telah mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir Desember 2023, naik dari 101,23 menjadi 103,23 atau menguat sebesar 1,97%. Hal ini memberikan tekanan tambahan pada mata uang Asia. Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan peningkatan dari sisi inflasi hingga Purchasing Managers Index (PMI).


Inflasi AS meningkat dari 3,1% year on year (yoy) pada November menjadi 3,4% yoy pada Desember 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh faktor musiman, seperti perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, serta eskalasi konflik di Timur Tengah yang turut meningkatkan harga minyak mentah dunia, yang pada akhir 2023 ikut berkontribusi pada inflasi di Negeri Paman Sam.


Peningkatan inflasi AS dapat membuat Federal Reserve (The Fed) lebih berhati-hati dalam menyatakan kemenangan dalam mengatasi inflasi, mengingat angka inflasi masih belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 2%. Selain itu, data PMI Manufaktur Flash menunjukkan kenaikan di atas konsensus dan periode sebelumnya, serta PMI Composite AS pada Januari 2024 secara flash menunjukkan pertumbuhan, menandakan kondisi manufaktur AS yang ekspansif.


Data ketenagakerjaan AS juga menunjukkan tren yang positif, dengan penurunan klaim awal tunjangan pengangguran dan peningkatan Non-Farm Payroll (NFP) pada Desember 2023. Klaim pengangguran AS mencapai posisi terendah sejak September 2022, sementara NFP naik menjadi 216.000, melampaui perkiraan pasar. Hal ini dapat mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed, yang mungkin dipangkas lebih lambat dari yang diperkirakan tahun ini. -red


Comments


bottom of page