KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Mata uang rupiah pada pagi Kamis (9/11) diperdagangkan pada nilai Rp15.640 per dolar AS. Ini menandai pelemahan sebesar 0,03 persen dari nilai sebelumnya. Di kawasan Asia, beberapa mata uang juga menunjukkan perubahan beragam. Won Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, ringgit Malaysia turun sebanyak 0,20 persen, dan dolar Singapura melemah 0,01 persen.
Sementara itu, peso Filipina menguat sebesar 0,20 persen, baht Thailand naik 0,02 persen, yuan China menguat 0,05 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dan yen Jepang juga mengalami penguatan sebesar 0,01 persen.
Di mata uang negara maju, poundsterling Inggris mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, dolar Kanada juga melemah 0,03 persen, dan franc Swiss turun sebesar 0,03 persen. Sementara itu, dolar Australia dan euro Eropa menguat masing-masing sebesar 0,06 persen.
Lukman Leong, seorang analis pasar uang, memproyeksikan bahwa meskipun rupiah mengalami pelemahan, masih ada peluang terbatas bagi mata uang ini untuk menguat, terutama karena investor menantikan data penjualan ritel Indonesia yang diperkirakan akan menunjukkan peningkatan.
Namun, ia juga mencatat bahwa penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas akibat data inflasi China yang baru-baru ini menunjukkan penurunan harga, yang mencerminkan permintaan yang masih lemah. Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam kisaran antara Rp15.600 hingga Rp15.700 per dolar AS pada hari ini. -red
Comments