top of page

7 Perilaku Pamali Menurut Kepercayaan Orang Kalimantan

Updated: Sep 1, 2022



“ Eh jangan begitu . . . kata orang tua dulu, PAMALI!

Sebuah peringatan yang cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia. Apa sih itu pamali?


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pamali adalah pantangan atau larangan berdasarkan kebiasaan dan adat masyarakat setempat. Perilaku pamali dipercaya dapat mendatangkan kesialan dalam hal kesehatan, keselamatan, rezeki, dan sebagainya.


Di Kalimantan, keyakinan masyarakat setempat terhadap pamali masih kental diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu tidak lain karena rasa hormat terhadap roh leluhur yang masih terjaga hingga saat ini.


Nah, untuk menambah wawasan para pembaca! Berikut ini penulis bagikan tujuh dari puluhan perilaku pamali yang dipercaya orang Kalimantan!


1. Pamali menolak makanan yang ditawarkan


Kepuhunan adalah kata yang dapat menggambarkan situasi tersebut. Orang Kalimantan percaya akan tertimpa musibah jika menolak makanan yang telah ditawarkan orang lain. Sebagian besar musibah yang dimaksud adalah kecelakaan. Untuk menangkal itu semua, Anda wajib mencicipi makanan tersebut. Adapun cara lain adalah dengan menjilat ujung jari dan menyentuhkannya pada leher.


Namun kasus paling berat terjadi ketika Anda menolak kopi. Mau tidak mau, Anda wajib mencicipinya sedikit atau meminumnya. Orang Kalimantan percaya menolak kopi akan mendatangkan sesuatu yang mendekati kematian. Oleh sebab itu, jangan sesekali melanggar hal ini, apalagi ketika Anda akan melakukan perjalanan.


2. Pamali minum kopi yang diberikan orang lain sampai habis


Kopi memang minuman yang nikmat! Namun, jika Anda disuguhkan kopi oleh orang asing atau baru dikenal, sebaiknya jangan sampai menghabiskannya. Sisakanlah kopi itu sedikit agar mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Konon katanya, hal itu dilakukan untuk menghindari guna-guna atau ilmu hitam. Orang Kalimantan percaya bahwa pihak jahat biasanya menjadikan makanan sebagai media penyebaran ilmu hitam.


Namun, ada juga orang Kalimantan percaya kalau perilaku pamali ini tidak terbatas untuk kopi saja, bahkan semua makanan yang diberikan orang lain memiliki kemungkinan yang sama.


3. Pamali berkata tidak sopan tentang sandung


Sandung adalah tempat penyimpan tulang belulang leluhur atau nenek moyang suku Dayak melalui Upacara Tiwah. Tradisi ini sejak lama biasanya dilakukan oleh suku Dayak yang beragama Hindu Kaharingan.


Berkata tidak sopan tentang sandung akan mendatangkan kesialan. Tidak sampai disitu, roh-roh gaib dipercaya akan mendatangi Anda untuk memberikan teguran. Pamali ini juga berlaku untuk makam, patung, dan tempat keramat suku Dayak lainnya. Jadi, jangan macam-macam ya! Disenggol sedikit sama roh penjaga, auto sakit berhari-hari loh…


4. Pamali membawa ketan atau telur rebus melewati tempat sunyi


Beberapa makanan memang punya pantangan jika dibawa memasuki tempat sunyi dan angker. Orang kalimantan percaya ketika melakukan perjalanan jauh dan anda tidak sadar membawa ketan masak atau telur rebus, bersiaplah untuk diikuti oleh makhluk gaib penunggu sekitar.


Dalam tradisi banjar di Kalimantan Selatan, ketan dianggap menjadi makanan penghubung dengan dunia gaib. Dalam cerita rakyat masyarakat banjar berjudul “Macan Pajadian”, diceritakan kalau kue yang dibawa oleh siluman macan adalah kue ketan. Sehingga masyarakat Kalimantan Selatan percaya membawa ketan melewati hutan akan mengundang siluman macam.


Sedangkan untuk telur rebus sendiri, Anda harus memecahkan cangkang dari telur tersebut. Itu dilakukan agar terhindar dari celaka karena diikuti makhluk gaib. Kepercayaan lainnya juga menyarankan membawa daun hidup yang baru dipetik dan menyelipkannya di antara tas bawaan. Menurut keyakinan orang Kalimantan, membawa daun hidup dalam perjalanan berfungsi untuk “mendinginkan” sehingga dapat terhindar dari mara bahaya.


5. Pamali membakar ikan saluang di hutan


Membakar ikan saluang di hutan adalah uji nyali versi orang Kalimantan. Secara tidak langsung, Anda akan mengundang banyak makhluk gaib penghuni hutan dan sekitarnya. Konon ceritanya, akan terjadi gangguan di sekitar tempat Anda membakar ikan saluang tersebut. Gangguan itu dapat berupa penampakan, pohon tumbang, suara aneh, dan serangan fisik.


Ada sebuah cerita populer di masyarakat, kalau Anda akan mendapat bekas cakaran entah dari mana, dan diyakini itu berasal dari hantu yang marah. Berdasarkan cerita turun temurun yang berkembang, Anda dapat terhindar dari gangguan tersebut jika Anda mempersilakan penghuni di hutan itu untuk turut “ikut makan”. Misalnya dengan berkata “Permisi datu, saya izin membakar ikan, kalau datu mau silahkan ikut makan”. Selain itu, Anda juga dapat melemparkan sepotong ikan ke tanah disertai niat dalam hati memberikan itu untuk “penghuni” sekitar. Aturan pamali ini juga berlaku untuk semua makanan yang dimakan saat senja ataupun di hutan. Melemparkan sedikit makanan ke tanah dianggap menghargai “datu” yang ingin ikut makan.



6. Pamali duduk di depan pintu


Cukup sering terdengar nih! Ada banyak versi mengenai perilaku pamali yang satu ini. Versi yang paling populer adalah perempuan dilarang duduk di depan pintu, takutnya akan menghalangi jodoh. Ada juga versi yang masuk akal, orang dilarang duduk di depan pintu karena takut menghalangi orang keluar masuk.


Namun, ternyata ada salah satu versi yang seram dari tanah Kalimantan. Orang dilarang duduk di depan pintu saat senja, dikarenakan makhluk gaib akan melihat manusia itu dalam wujud binatang. Kalau makhluk gaib senang dengan Anda, hati-hatilah kesadaranmu akan diculik. Cukup menakutkan bukan? Kalau versi kalian bagaimana?


7. Pamali buang air sembarangan tanpa permisi


Ketika berada di hutan, orang cenderung acuh tak acuh buang air sembarang. Namun berbeda dengan orang Kalimantan, Anda sebaiknya meminta izin dengan roh penunggu atau datu di tempat itu. Contohnya, “permisi datu, saya ingin buang air di sini . .”.

Meminta izin di situasi tersebut adalah bentuk rasa hormat kepada roh nenek moyang di tempat itu. Sebaliknya, perilaku buang air seenaknya dipercaya akan membuat marah roh penunggu setempat. Akibatnya, akan terjadi masalah di organ vital Anda, entah itu penyakit atau sejenisnya.


Itulah tujuh perilaku pamali menurut kepercayaan orang Kalimantan. Sekali lagi pamali merupakan kepercayaan berupa mitos yang diturunkan dari para leluhur. Akan ada perbedaan sudut pandang antara satu orang dan lainnya.


Sehingga keputusan untuk mempercayainya, akan dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing.


Selain itu! Jika para Pembaca punya kisah menarik seputar Pamali lainnya, silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. OK! Terima Kasih


Semoga artikel ini menambah wawasan ya!


Comments


bottom of page