top of page

Optimisme Pasar Terjaga, Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap wait and see pelaku pasar terkait pernyataan bank sentral AS (The Fed) dan stabilisasi pasar oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis 0,03% pada angka Rp16.245/US$ pada hari ini, Selasa (9/7/2024). Apresiasi ini telah terjadi sejak 3 Juli 2024.


Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) naik tipis 0,04% menjadi 105,04 pada pukul 14:54 WIB, lebih tinggi dari posisi kemarin (5/7/2024) yang berada di angka 105.


Penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku pasar terhadap pernyataan pejabat The Fed sepanjang pekan ini. Beberapa pejabat The Fed seperti Barr, Powell, Bowman, Goolsbee, dan Cook akan menyampaikan pandangan mereka tentang kondisi ekonomi AS dan kebijakan moneter.


Jika The Fed tetap enggan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat, tekanan terhadap rupiah akan berlanjut di tengah DXY yang masih tinggi.


Selain itu, pelaku pasar masih mengkhawatirkan peningkatan defisit APBN yang diperkirakan mencapai 2,7% dari PDB pada 2024. Defisit ini meningkat karena kenaikan belanja negara sementara penerimaan menurun.


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah tidak akan banyak menarik utang baru untuk membiayai defisit APBN 2024 yang membengkak. Defisit akan ditutup menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) yang telah dikumpulkan sejak 2022-2023, dengan total SAL yang digunakan sebesar Rp 100 triliun.


Penggunaan SAL diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran pasar terkait peningkatan defisit, karena dengan berkurangnya penerbitan obligasi, pasokan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar tidak akan melimpah sehingga harga diharapkan tetap stabil. -red


コメント


bottom of page