KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal untuk dokter, bidan, dan perawat di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Pelatihan ini berlangsung di Aula UPT Bapelkes Kota Palangka Raya pada Senin (14/10/2024) dan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan, Suyuti Syamsul.
Dalam sambutannya, Suyuti menyampaikan bahwa salah satu target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 di bidang kesehatan adalah peningkatan usia harapan hidup (UHH) menjadi 72 tahun, penurunan angka kematian bayi (AKB) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu (AKI) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, dan pengurangan prevalensi gizi buruk pada balita hingga maksimal 15%.
Suyuti juga menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai target tersebut. Misalnya, angka kematian ibu (AKI) menurun dari 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 pada tahun 2007. Namun, menurut survei SUPAS 2015, AKI di Indonesia masih berada di angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, angka kematian bayi (AKB) berhasil turun dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999 menjadi 24 per 1.000 pada survei SDKI 2017. Angka kematian neonatal juga turun dari 32 per 1.000 kelahiran hidup pada 1991 menjadi 15 per 1.000 pada 2017.
"Salah satu langkah penting untuk menurunkan AKI dan AKB adalah menangani komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas secara serius," kata Suyuti. Ia menambahkan bahwa sekitar 15-20% kehamilan dan persalinan berpotensi mengalami komplikasi, namun banyak yang bisa dicegah dan ditangani jika: 1) ibu segera mencari bantuan dari tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan menjalankan prosedur yang tepat, seperti penggunaan partograf dan manajemen aktif kala III (MAK III); 3) tenaga kesehatan mampu mengidentifikasi komplikasi lebih awal; 4) memberikan pertolongan pertama dan menstabilkan pasien sebelum rujukan; 5) rujukan dilakukan secara efektif; dan 6) rumah sakit memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.
Penguatan kapasitas tenaga kesehatan, terutama di layanan kesehatan primer, juga penting. Pelatihan yang menyeluruh, seperti pelatihan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal di puskesmas, sangat diperlukan agar tenaga kesehatan memiliki kemampuan dalam resusitasi, stabilisasi, dan rujukan. Kompetensi yang dilatih berfokus pada kerja tim, namun tetap sesuai dengan tugas masing-masing.
Pelatihan ini diisi oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dan UPT Balai Pelatihan Kesehatan, serta diikuti oleh peserta dari Puskesmas Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, dan Katingan. -red
Foto: mmc.kalteng
Komentáře