top of page

Penelitian Ungkap Dampak Perjalanan Lebih dari 1 Jam ke Tempat Kerja Meningkatkan Resiko Depresi


-

KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Berlibur ke tempat kerja atau commuting bisa menjadi pengalaman yang melelahkan dan menguras waktu, terutama jika terjebak dalam kemacetan. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa terjebak macet dapat meningkatkan tingkat stres dan tekanan darah seseorang.


Suatu penelitian terbaru juga menyoroti dampak negatif commuting terhadap kesehatan mental. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Transport & Health edisi Januari 2024 menemukan bahwa orang yang harus melakukan perjalanan ke tempat kerja selama lebih dari satu jam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi.


Studi ini menggunakan lima poin indeks kesejahteraan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan melibatkan partisipan dari Korean Working Conditions Survey. Hasil survei terhadap 23.415 pekerja berusia 20 hingga 59 tahun menunjukkan bahwa mereka yang melakukan perjalanan lebih dari satu jam cenderung mengalami gejala depresi.


Perbandingan antara waktu perjalanan kurang dari 30 menit dengan lebih dari 60 menit menunjukkan bahwa waktu perjalanan yang lebih lama dikaitkan dengan gejala depresi. Rata-rata waktu perjalanan harian partisipan adalah 47 menit, setara dengan hampir 4 jam perjalanan per minggu bagi mereka yang bekerja selama 5 hari.


Dari 23.415 responden, seperempat di antaranya melaporkan mengalami gejala depresi. Hubungan signifikan antara waktu perjalanan yang panjang dan gejala depresi ditemukan terutama pada pria berusia 40–49 tahun dan perempuan berusia 20–29 tahun.


Penelitian juga menyoroti bahwa dampak commuting yang negatif lebih terasa pada kelompok tertentu. Pada kalangan pria, hubungan ini paling kuat terjadi pada mereka yang belum menikah, bekerja lebih dari 52 jam per minggu, dan tidak memiliki anak. Sementara pada kalangan perempuan, waktu commuting yang lama paling erat kaitannya dengan gejala depresi untuk pekerja berpenghasilan rendah, pekerja shift, dan mereka yang memiliki anak.


Meskipun penelitian ini tidak dapat menyatakan hubungan sebab dan akibat, namun hasilnya menunjukkan bahwa perjalanan panjang menuju tempat kerja berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang buruk. Waktu yang banyak terbuang dalam perjalanan juga dapat berkontribusi pada kelelahan fisik dan manajemen stres yang kurang optimal.


Perusahaan dan pemerintah seharusnya mempertimbangkan opsi fleksibilitas waktu atau bekerja dari rumah untuk mengurangi dampak negatif commuting terhadap kesehatan mental pekerja. -red



Sumber Foto : Pexels

Comments


bottom of page