top of page

Peningkatan Transaksi Tunai Jelang Pemilu 2024 di Kalimantan Tengah


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Jelang pemilihan umum, terjadi peningkatan nilai transaksi penarikan uang di Kalimantan Tengah pada awal Februari 2024. Meski demikian, tingkat inflasi di provinsi tersebut masih tetap tinggi.


Menurut data yang dirilis oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah, jumlah uang yang ditarik atau outflow selama Februari 2024 mencapai Rp 613,5 miliar. Angka ini merupakan hasil perhitungan dari periode 1 hingga 8 Februari 2024. Sementara itu, pada bulan sebelumnya, yaitu Januari 2024, nilai transaksi penarikan uang di Kalteng hanya sebesar Rp 523,5 miliar.


Fitria Husnatarina, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Palangkaraya, menjelaskan bahwa peningkatan perputaran uang tunai dapat disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat atau oleh peristiwa-peristiwa tertentu. Dia menekankan bahwa pemilihan umum atau peristiwa politik hanyalah salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan tersebut.


Ariyanto, seorang pekerja di sebuah percetakan baliho di Pahandut, Kota Palangkaraya, juga merasakan dampak dari pemilihan umum tersebut. Dia mengungkapkan bahwa ada peningkatan pesanan baliho, stiker, dan kertas kalender terkait dengan pemilu. Meskipun demikian, Ariyanto menyoroti bahwa setelah pemilu, aktivitas di tempat percetakan tersebut kembali sepi.


Meskipun terjadi peningkatan perputaran uang, tingkat inflasi di Kalimantan Tengah tetap tinggi sepanjang tahun 2024. Pada bulan Januari, inflasi di provinsi tersebut menempati urutan kedelapan secara nasional dengan angka sebesar 3,40 persen, melebihi target provinsi sebesar 2,50 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor besar terhadap tingginya inflasi, dengan andil sebesar 0,30 persen, disusul oleh kenaikan harga daging ayam potong, tomat, dan ikan gabus.


Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar rapat evaluasi terkait hal ini. Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, menjelaskan bahwa rapat tersebut dilakukan karena pihaknya mengkhawatirkan dampak inflasi terhadap kenaikan harga barang dan jasa.


Salah satu langkah yang diambil adalah mendorong produksi barang dan jasa lokal, terutama dari Kalimantan Tengah, sebagai upaya untuk menekan inflasi dan mengurangi ketergantungan pada impor. -red

Comments


bottom of page