top of page

Penjelasan Ahli Mengenai Fenomena El Nino yang, Diperkirakan Akan Berlangsung Kuat Hingga Tahun 2024



KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Studi baru mengungkap bahwa El Nino yang kuat muncul secara tak terduga tahun ini, dipicu oleh kumpulan air hangat yang aneh di Pasifik sebelah barat, yang masih mempertahankan pengaruh La Nina. El Nino sendiri menyebabkan pemanasan lautan dan atmosfer di Samudera Pasifik tropis, berdampak pada perubahan pola hujan, terutama berdampak buruk bagi Indonesia dengan kecenderungan kekeringan.


Menurut Paul Roundy, seorang profesor ilmu atmosfer di Universitas Albany, kumpulan air hangat ini terletak di bagian barat-tengah Pasifik, dekat Garis Tanggal Internasional. Secara umum, El Nino memicu pemanasan di Pasifik tropis bagian timur, yang berpengaruh pada kondisi atmosfer dan cuaca global. Namun, pada kejadian El Nino tahun ini, respons atmosfer terlihat tidak seperti El Nino kuat sebelumnya.


Selama El Nino, udara hangat di Pasifik tropis bagian timur memanaskan udara di atasnya, menyebabkan udara naik. Namun, pada kejadian kali ini, udara justru meningkat di Pasifik bagian barat. Roundy menjelaskan bahwa udara tersebut kemungkinan besar bergerak ke timur dan menekan gerakan naik yang biasanya terjadi selama El Nino. Hal ini menciptakan kondisi tekanan rendah yang terkait dengan hujan dan badai petir.


Gumpalan hangat di Pasifik barat ini menyebabkan curah hujan tinggi di bagian barat, sementara wilayah timur mengalami kekeringan karena udara yang naik di wilayah barat mengeringkan atmosfer di wilayah timur.


Para ahli juga menyebut bahwa perilaku El Nino tahun ini mungkin dipengaruhi oleh efek berkepanjangan dari peristiwa La Nina yang tidak biasa, yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir. La Nina menyebabkan efek pendinginan di sekitar khatulistiwa dan Pasifik tropis bagian timur. Suhu laut tinggi akibat perubahan iklim juga dapat menjadi faktor pemanasan yang tidak biasa di Pasifik bagian barat.


Layanan Cuaca Nasional AS memprediksi bahwa El Nino kuat ini dapat bertahan sepanjang musim dingin di belahan Bumi Utara dan berlangsung hingga musim semi 2024. Meskipun demikian, dampak El Nino tidak selalu berarti dampak yang kuat. Musim dingin dengan El Nino biasanya menyebabkan kondisi hangat di beberapa wilayah dan lebih sejuk di wilayah lain, dan Roundy menyatakan bahwa kondisi serupa mungkin masih terjadi saat ini.


Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan kompleksitas dan ketidakpastian dalam perilaku cuaca global, terutama dalam konteks perubahan iklim yang terus berkembang. -red




Comments


bottom of page