top of page

Potensi Keterlibatan Mycoplasma Pneumonia dalam Munculnya Penyakit Misterius di China



KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Masyarakat internasional kembali dihebohkan oleh peningkatan kasus penyakit pneumonia 'misterius' yang menyerang anak-anak di China dan Belanda. Meskipun penyebab pasti kasus pneumonia tersebut belum diketahui, media China melaporkan bahwa sebagian besar pasien didiagnosis mengalami infeksi mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023.


Berdasarkan laporan tersebut, bakteri mycoplasma pneumoniae diduga menjadi penyebab utama dari penyakit pneumonia 'misterius' ini. Dr. dr. Erlina Burhan, seorang dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan bahwa mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri penyebab pneumonia yang sudah ada sejak sebelum munculnya Covid-19.


"Kita sudah banyak tahu tentang influenza, RSV (Respiratory Syncytial Virus), SARS-CoV-2 atau Covid-19, tapi mycoplasma pneumoniae jarang dibahas karena kejadiannya tidak terlalu banyak," ujar dr. Erlina dalam konferensi pers daring, seperti yang dikutip pada Senin (4/12/2023).


dr. Erlina menyampaikan bahwa peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae mungkin terkait dengan tidak dilaksanakannya protokol kesehatan setelah berakhirnya pandemi Covid-19. Bakteri ini dapat ditularkan melalui droplet di udara dan menunjukkan gejala seperti batuk yang berlangsung beberapa minggu atau bulan.


"Mycoplasma ini adalah bakteri yang sangat kecil, dengan genomen pendek hanya 0,58 hingga 2,20 Mb, dan menular melalui droplet di udara," terang dr. Erlina.


Selain batuk yang dapat berlangsung cukup lama, mycoplasma pneumoniae juga dapat menimbulkan gejala lain seperti sakit tenggorokan, lemas, demam, dan nyeri kepala. Pada anak-anak di China, gejala yang muncul termasuk bersin-bersin, hidung tersumbat, mata berair, wheezing napas, dan bahkan muntah serta diare jika batuk terlalu sering.


Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak berwenang terkait untuk mengatasi peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae ini dengan mengimplementasikan protokol kesehatan yang tepat, serta melakukan upaya pencegahan dan pengobatan yang diperlukan. -red



Sumber Foto : CNBC Indonesia

Comments


bottom of page