top of page

Ritual Pakanan Sahur Parapah, Energi Spiritual dalam Upacara Keagamaan Suku Dayak Kalimantan Tengah



KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Tujuan dari ritual Pakanan Sahur Parapah, sebuah upacara tahunan khas suku Dayak Kalimantan Tengah yang terkait dengan keyakinan terhadap sekelompok roh gaib. Ritual ini menjadi bagian integral dari praktik agama Kaharingan yang dianut oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah.


Dalam upacara ini, yang juga dikenal dengan sebutan Pakanan Sahur Lewu atau Mampakanan Sahur, suku Dayak menyelenggarakan ritual syukuran tahunan sebagai ekspresi rasa terima kasih kepada Tuhan, yang disebut sebagai Ranying Hatalla Langit. Ucapan syukur ini ditunjukkan melalui pemberian persembahan makanan dan minuman kepada Tuhan yang tidak terlihat, yang kemudian disucikan melalui serangkaian prosesi ritual.


Balai Pasah Patahu menjadi tempat penempatan persembahan tersebut setelah melalui proses penyucian. Mampakanan Sahur, yang artinya memberi makanan kepada kelompok roh gaib, tidak dilakukan secara sembarangan. Kelompok roh gaib yang dimaksud memiliki kekuatan dan kemampuan supranatural, dan dipercayai sebagai manifestasi kekuasaan Ranying Hattala Langit.


Roh gaib ini diyakini memiliki sifat baik dan bertugas menjaga serta menjauhkan umat manusia dari hal buruk dan kesialan. Mereka hadir di langit, di bumi, dan di bawah bumi atau air. Tujuan dari pelaksanaan ritual Pakanan Sahur Parapah ini adalah untuk melindungi diri dari berbagai bahaya dan menciptakan kehidupan yang tentram serta damai.


Dalam pandangan saya, artikel ini memberikan wawasan yang menarik mengenai kepercayaan dan praktik keagamaan suku Dayak Kalimantan Tengah, terutama terkait dengan ritual tahunan mereka. Informasi ini dapat memperkaya pemahaman kita tentang keberagaman budaya dan kepercayaan di Indonesia, serta pentingnya menjaga dan menghormati warisan kearifan lokal. -red



Sumber Foto : IAHN Tampung Penyang

Comments


bottom of page