top of page

Siap-Siap! Harga BBM Non Subsidi Bakal Naik Juli 2024


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Lembaga Riset Independen ReforMiner Institute memperkirakan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis non subsidi, di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan pada Juli 2024. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, memprediksi bahwa kenaikan harga ini bisa cukup signifikan.


"Untuk harga BBM di bulan Juli (2024) kemungkinan ada penyesuaian yang cukup besar, baik untuk BBM non subsidi maupun subsidi. Namun, untuk yang subsidi masih bergantung pada anggaran pemerintah," ujar Komaidi kepada CNBC Indonesia, dikutip pada Kamis (27/6/2024).


Kenaikan harga BBM non subsidi ini disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, harga minyak mentah dunia yang cenderung meningkat dalam beberapa waktu terakhir. "Rata-rata harga minyak mentah cukup tinggi meskipun ada fluktuasi, namun secara rata-rata lebih tinggi dibanding asumsi APBN," jelasnya.


Kedua, produksi minyak mentah dalam negeri yang terus menurun, yang menyebabkan porsi impor BBM ke Indonesia meningkat untuk memenuhi kebutuhan domestik.


Ketiga, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah. Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (24/6/2024) pukul 14.26 WIB, Rupiah tercatat pada Rp16.395 per US$.


"Ketiga faktor ini mendorong harga BBM ke level yang lebih tinggi," tambah Komaidi.


Jika mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, Komaidi berpendapat bahwa kenaikan harga BBM non subsidi merupakan hal yang wajar dari perspektif ekonomi.


"Jadi, jika ada penyesuaian harga, secara prinsip atau aspek ekonomi, ini adalah sesuatu yang wajar meskipun dalam pertimbangan politik atau lainnya pendekatannya bisa berbeda," tegasnya.


Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, menyatakan bahwa terdapat "double hit" atau dua pukulan telak terhadap perekonomian Indonesia, yang dapat menyebabkan kenaikan harga BBM non subsidi pada Juli 2024.


Double hit tersebut terdiri dari melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya harga minyak mentah. Kedua faktor ini bahkan melebihi asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2024.


"Jadi, ada istilah double hit, kita terpukul di dua aspek, yakni harga minyak mentah yang naik dan juga harga dolar yang naik," ungkap Sugeng kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip pada Kamis (27/6/2024).


Sugeng merinci bahwa kurs Rupiah terhadap US$ saat ini berada di level Rp16.400-an per US$, sementara asumsi APBN 2024 adalah Rp15.000 per US$. Selain itu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar US$82 per barel, kini sudah mencapai US$86 per barel.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa akan ada pembahasan lebih lanjut mengenai harga BBM non subsidi yang akan diberlakukan pada Juli 2024. "Nanti akan ada pembahasan tersendiri. Tetapi jumlah kuota BBM sudah jelas, untuk subsidi tidak ada perubahan," terang Airlangga di Istana Negara usai Sidang Kabinet.


Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menambahkan bahwa pihaknya belum berencana melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi seperti Pertamax. Menurut Arifin, untuk melakukan penyesuaian harga, pemerintah harus menggelar rapat terlebih dahulu. Namun, rapat tersebut belum dilakukan. "Belum ada rapat antar kementerian/lembaga, belum ada apa-apa. Tunggu rapat," ungkap Arifin di Gedung Kementerian ESDM. -red




Comments


bottom of page