top of page

Tabungan Orang Kaya di Bank Umum Melambat, LPS Khawatirkan Dampaknya Terhadap Ekonomi RI


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Dunia usaha diyakini sedang menghadapi tantangan, terutama setelah tabungan orang kaya di atas Rp5 miliar di bank umum melambat pertumbuhannya pada tahun 2023. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan kekhawatiran ini, mencatat pertumbuhan tabungan tersebut hanya mencapai 3,51 persen, berbeda jauh dengan tahun sebelumnya yang mencapai 14 persen-15 persen.


Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan dugaan bahwa penurunan pertumbuhan tabungan ini sebagian besar disebabkan oleh korporasi. Pengusaha tampaknya lebih memilih menggunakan dana pribadi mereka untuk ekspansi usaha daripada meminjam dari bank, kemungkinan karena menghindari beban bunga yang tinggi.


Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, setuju dengan analisis LPS terkait korporasi sebagai penyebab penurunan tabungan orang kaya. Namun, ia menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan fenomena ini sebagai ancaman serius bagi ekonomi Indonesia.


Faisal mengaitkan pelemahan tabungan di atas Rp5 miliar dengan kegiatan ekspor dan impor. Menurutnya, aktivitas jual beli dengan negara lain mempengaruhi kondisi dana pihak ketiga, dan kondisi perekonomian global yang memengaruhi ekspor-impor Indonesia juga berdampak pada tabungan orang kaya di dalam negeri.


Meskipun Faisal meyakinkan bahwa efeknya belum membahayakan ekonomi Indonesia secara signifikan, ia menyarankan pemerintah untuk tetap memantau fenomena ini. Para orang kaya dianggap berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan pemantauan terhadap stimulus pemerintah dan inflasi yang diimpor menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi.


Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, tidak sepenuhnya setuju dengan kekhawatiran LPS. Menurutnya, belum ada tren perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan secara signifikan, dan realokasi aset adalah hal lumrah dalam strategi perusahaan. Meskipun demikian, Banjaran menekankan pentingnya pemerintah tetap memberikan stimulus kepada dunia usaha, khususnya pada sektor padat karya, kebutuhan dasar, dan mobilitas. -red

Comments


bottom of page