top of page

WHO Menyoroti Kesepian sebagai Tantangan Kesehatan Global



KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa kesepian kini dianggap sebagai ancaman serius terhadap kesehatan global. Dalam laporan yang dikutip oleh Times of India pada Sabtu (18/11/2023), Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa kesepian dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. Tedros menyatakan, "Isolasi sosial dan tingkat kesepian yang tinggi di seluruh dunia membawa konsekuensi serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan."


Lebih lanjut, Tedros menekankan bahwa individu yang kurang memiliki koneksi sosial yang kuat berisiko lebih tinggi terkena berbagai masalah kesehatan, termasuk stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan lain sebagainya. Risiko kesepian ini juga disoroti oleh Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Vivek Murthy, dalam laporannya yang berjudul "Our Epidemic of Loneliness and Isolation". Menurutnya, kesepian bukan hanya sekadar perasaan negatif, tetapi dapat menyebabkan kematian dini, dengan dampak yang setara dengan merokok hingga 15 batang sehari.


Untuk mengatasi masalah kesepian ini, WHO telah membentuk "Komisi Hubungan Sosial" yang dipimpin oleh Murthy, seperti dilaporkan oleh The Guardian pada Kamis (16/11/2023). Komisi internasional ini terdiri dari 11 aktivis dan beberapa menteri dari berbagai negara, termasuk utusan anak muda Uni Afrika Chido Mpemba, menteri perubahan iklim di Vanuatu Ralph Regenvanu, dan menteri yang bertanggung jawab atas kesepian dan isolasi di Jepang, Ayuko Kato.


Mpemba mengungkapkan bahwa kesepian telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang memengaruhi segala aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan, tanpa mengenal batas usia dan negara.


Penelitian yang dipublikasikan di BMJ Research Forum pada Februari 2022 menunjukkan bahwa antara 5-15 persen remaja di seluruh dunia mengalami kesepian, dengan tingkat kesepian remaja di Afrika mencapai 12,7 persen dibandingkan dengan 5,3 persen di Eropa. Kesepian pada remaja juga dapat berdampak pada tingkat kelulusan sekolah.


Selain itu, kesepian juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk karena dapat merugikan kepuasan kerja dan kinerja pekerja. Chido Mpemba menekankan pentingnya mendefinisikan kembali pandangan masyarakat terhadap kesepian, terutama bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital, dan menegaskan bahwa kesepian bukan hanya menjadi masalah satu negara, tetapi merupakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat secara global. -red




Sumber foto : Pexels

Comentarios


bottom of page